Laman

Senin, 26 Oktober 2015

Minum Jamu Saat Hamil? Ini Penjelasannya

Minum jamu di saat hamil tidak menjadi masalah, karena bahan-bahan yang terdapat dalam jamu tidak berbahaya yang memang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Bahkan, hal tersebut dibenarkan oleh dr. Hasnah Siregar, Sp.OG, dari RSAB Harapan Kita, Jakarta, yang menyatakan baiknya meminum jamu di saat hamil maupun setelah melahirkan, walaupun ilmu kedokteran belum pernah meneliti tentang kandungan dari bahan-bahan jamu tersebut. Namun dalam pemakaiannya harus tetap berada di bawah pengawasan dokter kandungan.

 Beberapa wanita hamil memang masih ada yang meminun jamu di saat kehamilannya, namun terdapat pula wanita hamil lainnya yang tidak berani meminumnya karena kerap takut dengan efek samping yang akan terjadi nanti.

Menurut kepala Balitbangkes Depkes, Prof.Dr. Umar Fahmi Achmadi MPH, PhD, sebelum meyakini pentingnya jamu, ada baiknya mengetahui apa yang disebut jamu. Umar menyatakan, bahwa jamu merupakan alternatif obat alamiah yang berfungsi untuk menjaga kondisi kesehatan, "Bukan mencegah dan mengobati kemungkinan seseorang terkena penyakit karena yang digunakan untuk mengobati penyakit adalah obat-obatan."

Bahan-bahan jamu terdiri dari ramuan alam, terutama tumbuh-tumbuhan, baik dari kunyit, jahe, dan dedaunan, bahkan kini telah tersedia dalam berbagai paket. Entah itu jamu perawatan kehamilan, bersalin, masa nifas, dan menyusui. Terdapat dalam beberapa macam bentuk seperti, serbuk, tablet, dan kapsul. Dan ada pula yang diseduh dengan air, diminum biasa atau ditempelkan/dibalurkan ke kulit.

Biasanya meminum jamu merupakan kebiasaan atau tradisi turun temurun yang diwariskan dari nenek moyang. Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Sentra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) DKI Jakarta, Prof.Dr. Sudarto Pringgoutomo yang menyatakan bahwa dengan minum jamu akan merasakan khasiatnya, terbukti sampai saat ini masih terus berjalan. Namun dalam dunia kedokteran hal tersebut memang perlu diteliti lebih lanjut terutama dalam pengemasannya, apakah higienis atau tidak.

Disarankan terutama bagi wanita hamil yang masih suka mengkonsumsi jamu agar sebaiknya membuat jamu buatan sendiri yang segar dan tidak dalam bentuk kemasan, sehingga lebih fresh dan juga terjamin kehigienisannya. Sesuaikan dosis pemakaiannya, disertai pemeriksaan antenatal care pada ginekolognya. Perhatikan juga keamanan dari jamu yang telah dikonsumsi, bila terjadi mual, keringat dingin atau kulit merah, bahkan diare berarti keseimbangan tubuhnya terganggu di saluran cerna. Dan bila sudah terjadi hal yang tidak normal, segera hentikan pemakaian.

Harap diingat, bahwa ibu hamil tidak diperbolehkan sembarangan mengkonsumsi jamu. Jamu yang boleh diminum adalah jamu yang tidak menggunakan obat sintetik. Dan perhatikan pula kondisi tubuh, bila mempunyai sakit maag maka tidak akan kuat dengan zat-zat pada jamu tersebut.

Dalam mengkonsumsi jamu harus berhati-hati, terutama bila ada riwayat keguguran, pernah melahirkan anak cacat, prematur, dan sebagainya. Pada trimester pertama yang merupakan masa sangat rentan bagi kehamilan karena pada tersebut janin sedang membentuk organ-organ vital seperti mata, hidung, telinga, pertumbuhan otak, dan lainnya. Kemungkinan pada trimester kedua bisa lebih longgar karena pembentukkan organ-organ janin sudah sempurna, tinggal mengembangkan dan meningkatkan pertumbuhannya, tapi meskipun demikian harus tetap berhati-hati. Karena terkadang ada jamu yang pedas sehingga membuat perut menjadi mulas. Dikhawatirkan akan mengakibatkan kelahiran prematur.

PA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar